Sejarah Sultan II Banten Maulana Yusuf dan penaklukan Pakuan Pajajaran terakhir menjadi kota Bogor

Surosowan-art doc
Sultan II Banten, Maulana Yusuf

     Sejak Sultan I Banten Maulana Hasanuddin, putera sulungnya Wali Pandhita Ratu (Wali  khutub Raja) Ki Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatulah 1526 m., di angkat menjadi Sultan I Banten, kesultanan Banten Darussalam telah berkembang pesat menjadi kerajaan Darussalam yang besar, berpasukan kuat dan memiliki persenjataan kuat , termasuk hadiah meriam dari Irak dan Demak.
Sejak ayahandanya Ki Sunan Gunung Jati wafat di usia ke-109 tahun, di 1568, kemudian dalam waktu dekat menyusul Ki Fatahilah, yang keduanya di makamkan berdampingan di Gunung Sembung.
     Apalagi setelahnya Sultan Maulana Hasanuddin jadi punya kedaultanan penuh, hingga melakukan penaklukan-penaklukan ke Banten Girang /Banten Selatan melalui pengepungan pasukan Surosowan di Gunung Pulo Sari pada kerajaan yang Rajanya masih paman sepupunya di Banten Girang.
Kemudian Sultan Maulana Hasanudin juga melakukan ekspedisi dengan pasukan Surosowan ke Lampung, untuk menguasai wilayah perkebunan kelapa sawit.
     Menurut Raja Edwardsyah yang juga perwira tinggi POLRI, wilayah yang di kuasai kesultanan Banten adalah wilayah Tulangbawang. Termasuk sebagian besar wilayah di Propinsi Lampung.
Di mana di Propinsi Lampung masih terdapat kerajaannya Lampung kecil Edwardsyah, berdampingan wilayah kesultanan Banten di Tulangbawang.
Di Bengkulu, pasukan kesultanan Aceh juga pernah melakukan misi pendudukan, bahkan hingga membuat Sultan Bengkulu dan pengikutnya kabur dari istananya. Tapi masih dapat bertahan. Hingga Aceh gagal seutuhnya menguasai Bengkulu.
     Walau telah menguasai segenap wilayah Banten, Sultan Maulana Hasanuddin juga sempat menguasai Jepara. Di mana wilayah ini juga dulunya pernah di kuasai keprabhon Pajajaran masa kakek uyutnya, Prabhu Siliwangi yang juga menguasai ke mancanegara, Mertasinga atau Singapura.
Tapi Sultan Banten Maulana Hasanuddin belum sempat menguasai Mertasinga sebagai penerus Prabhu Siliwangi. Lantaran di masanya juga, Singapura telah di jadikan pangkalan pelabuhan penjajah Portugis.
     Kini di wilayah Jawa Barat, di tetangganya kota Tasikmalaya terdapat kerajaan Panjalu adik kekerabatan dari Pajajaran, juga terdapat kota Singaparna.
Sultan Maulana Hasanuddin di pernikahannya berpoligami dengan 2 isteri. Isteri pertama puteri Sultan Demak III, Trenggono. Masih puteri keturunan Ki Sunan Giri yang masih kesultanan Giriprapen II di masa Sultan Maulana Hasanuddin.
Isteri keduanya belum di ketahui asal-usulnya. Yang paling menonjol ialah dari keturunan isteri pertamanya, puteri Demak Trenggono.
     Setelah Sultan Maulana Hasanuddin mangkat, Maulana Yusuf  di tahbiskan menjadi pengganti Sultan II Banten Darussalam.
Walau kesultanan Banten Darussalam telah berkembang besar, tapi di awal kenaikan takhtanya Sultan II Maulana Yusuf masih penasaran untuk menaklukkan kerajaan Pakuan Pajajaran yang masih ada beribukota di Pakuan, sekitar Bogor kini.
     Sultan Maulana Yusuf juga punya adik laki-laki dari seibu yang di angkat sebagai Dipati Jepara bawahan kesultanan Banten. Tapi kelak menjadi bakal masalah ke pewarisan takhta puteranya.
Setelah Pakuan di hancurkan pasukan Surosowan kemudian wilayah itu di namai Ambogori, atau berarti diam, tidak bergerak.  Menjadi hutan belantara. Kemudian menjadi Bogor. Lama kelamaan wilayah itu di datangi oleh penduduk hingga menjadi kota Bogor. Di mana penduduk mula-mulanya juga orang-orang keluarga Surosowan dengan laskarnya.
     Bahkan Bupati pertama di Bogor juga bangsawan Surosowan/ dari kesultanan Banten Darussalam. Bahkan hingga kini wilayah Bogor di sebut juga Bogor Raya. Karena di samping kota Bogor juga hingga ke kawasan Ciapus, Puncak, Gunung Salak, Gunung Jambu di Jawa Barat juga termasuk wilayah kabupaten Bogor.
Kini dari Bogor juga sedang terdapat kasus korupsi yang tengah di perkarakan, yaitu kasus Hambalang.